Jawaban:Indahnya Sore di Dermaga Yehezkiel mulai merunduk, menyisakan semburat jingga dan ungu di langit luas. Sore itu, aku berdiri di dermaga kecil di ujung kota. Angin laut berhembus lembut, membawa aroma garam dan ikan yang khas. Suara deburan ombak yang memecah di bebatuan dermaga menjadi melodi yang menenangkan. Dermaga ini adalah tempat favoritku untuk melarikan diri dari hiruk pikuk kota. Di sini, aku bisa merasakan kedamaian dan keindahan alam yang sederhana. Dermaga ini bukan mewah dengan kapal pesiar megah. Ini hanyalah dermaga kayu tua yang sederhana, tempat para nelayan berlabuh setelah seharian mencari rezeki di laut. Beberapa perahu nelayan tampak berjejer rapi di dermaga. Jaring-jaring yang basah terhampar di atas perahu, siap untuk digunakan kembali esok hari. Beberapa nelayan tampak sibuk memperbaiki jala yang robek, sementara yang lain asyik bercengkrama sambil menikmati kopi hangat. Di ujung dermaga, seorang lelaki tua duduk memancing dengan tenang. Wajahnya yang keriput tampak teduh diterpa cahaya senja. Sesekali, ia menarik tali pancingnya,