JawabanKata yang tepat untuk melengkapi bagian rumpang dalam penggalan teks tersebut adalah:d. meralatSehingga kalimat lengkapnya berbunyi: "...agar Domei meralat berita tersebut dengan menyatakannya sebagai keliruan."PembahasanKonteks Historis pada penggalan teks tersebut adalah suasana tegang beberapa hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Pada saat itu, meskipun Jepang telah menyerah kepada Sekutu, tentara Jepang masih memiliki kekuasaan dan persenjataan di Indonesia. Tugas utama mereka adalah menjaga status quo (tidak ada perubahan kekuasaan) sampai pasukan Sekutu datang. Oleh karena itu, berita tentang kemerdekaan Indonesia dianggap sebagai tindakan ilegal dan berbahaya yang harus segera dihentikan penyebarannya.Makna Kata "meralat" menjadi pilihan yang paling logis dalam alur cerita ini. Meralat berarti memperbaiki atau membetulkan sesuatu yang salah atau keliru. Dalam konteks jurnalistik, meralat berita berarti menarik kembali informasi yang telah disiarkan dan mengumumkannya sebagai sebuah kesalahan. Pihak Jepang, yang sudah gagal menghentikan siaran berita proklamasi, tentu akan mengambil langkah selanjutnya, yaitu memaksa kantor berita Domei untuk menyangkal kebenaran beritanya sendiri. Dengan menyatakan berita itu sebagai sebuah "keliruan", Jepang berharap dapat meredam gejolak dan semangat kemerdekaan yang mulai menyebar di masyarakat.Strategi Jepang yang digambarkan dalam teks adalah upaya untuk mengontrol informasi. Ketika upaya pertama mereka, yaitu memerintahkan penghentian siaran, diabaikan oleh Waidan B. Palenewen, mereka beralih ke strategi kedua. Jika sebuah berita tidak bisa dicegah untuk tersiar, cara lain untuk menanganinya adalah dengan mendelegitimasi atau merusak kredibilitas berita tersebut. Memaksa sumber berita untuk meralat adalah cara yang efektif untuk menciptakan kebingungan dan keraguan di kalangan publik, sehingga dampak dari berita pro-kemerdekaan tersebut dapat diminimalkan.Perjuangan Informasi adalah tema utama yang diangkat dalam teks ini. Paragraf tersebut bukan hanya menceritakan sebuah peristiwa, tetapi juga menggambarkan betapa vitalnya peran penyebaran informasi dalam sebuah revolusi. Para tokoh seperti Waidan B. Palenewen, F. Wuz, dan para teknisi radio adalah pahlawan di bidang penyiaran. Mereka mempertaruhkan keselamatan mereka untuk memastikan berita kemerdekaan sampai ke seluruh penjuru negeri. Perintah Jepang agar berita itu diralat dan tindakan penyegelan pemancar adalah bentuk perlawanan dari pihak penjajah dalam perang informasi ini, yang pada akhirnya berhasil diatasi oleh para pemuda dengan mendirikan pemancar baru.