Jawaban:Berikut ini teks deskripsi tentang kesalahan berbahasa atau penggunaan bahasa tidak baku, terdiri dari 10 paragraf:Kesalahan Berbahasa dalam Kehidupan Sehari-hari1. Bahasa merupakan alat komunikasi utama dalam kehidupan manusia. Namun, dalam penggunaannya sehari-hari, banyak orang yang secara tidak sadar melakukan kesalahan berbahasa, terutama dalam konteks bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kesalahan ini dapat muncul dalam bentuk pengucapan, penulisan, maupun struktur kalimat.2. Salah satu bentuk kesalahan yang paling sering ditemukan adalah penggunaan kata tidak baku. Kata tidak baku merupakan bentuk kata yang tidak sesuai dengan kaidah atau pedoman Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Contohnya, banyak orang menggunakan kata "ngerti" daripada "mengerti", atau "udah" daripada "sudah".3. Kesalahan berbahasa juga sering muncul karena pengaruh bahasa daerah. Di berbagai wilayah Indonesia, penggunaan bahasa daerah sangat kuat, sehingga sering terbawa ke dalam bahasa Indonesia. Misalnya, seseorang dari Jawa mungkin terbiasa berkata "ndak" untuk "tidak", atau orang Medan menggunakan "kau" dalam situasi formal, padahal bentuk bakunya adalah "Anda".4. Di lingkungan sekolah, kesalahan berbahasa juga cukup sering terjadi. Misalnya, siswa mengatakan "saya pengen pulang" ketika menyampaikan keinginan. Padahal, dalam situasi formal seperti di sekolah, sebaiknya digunakan bentuk baku seperti "saya ingin pulang".5. Media sosial turut memperparah penyebaran bahasa tidak baku. Pengguna cenderung menyingkat kata agar lebih cepat, seperti "gpp" untuk "nggak apa-apa", atau "km" untuk "kamu". Meskipun efisien, hal ini berdampak pada menurunnya kesadaran berbahasa yang baik dan benar, terutama pada kalangan remaja.6. Kesalahan dalam penulisan juga menjadi masalah yang sering muncul. Contohnya adalah penggunaan imbuhan yang tidak tepat, seperti menulis "menyebarkan informasiin" alih-alih "menyebarkan informasi". Redundansi seperti ini mengganggu keterbacaan dan kejelasan tulisan.7. Bahasa iklan dan slogan juga kerap menggunakan bahasa yang tidak baku demi daya tarik. Kalimat seperti "Yuk buruan beli sekarang!" meskipun menarik, tidak sepenuhnya sesuai kaidah formal bahasa Indonesia. Dalam konteks pemasaran mungkin dapat dimaklumi, namun tidak untuk situasi resmi atau pendidikan.8. Kesalahan berbahasa juga dapat ditemukan pada penggunaan ejaan. Contohnya, penggunaan huruf kapital yang tidak tepat, penempatan tanda baca yang salah, serta penulisan kata serapan yang tidak sesuai ejaan yang disempurnakan (EYD).9. Dampak dari kesalahan berbahasa cukup signifikan. Selain mencerminkan kurangnya penguasaan terhadap bahasa sendiri, hal ini juga bisa menimbulkan kesalahpahaman. Dalam situasi profesional, penggunaan bahasa yang tidak baku bisa menurunkan kredibilitas seseorang.10. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk terus belajar dan membiasakan diri menggunakan bahasa yang benar. Dengan membaca buku berbahasa Indonesia yang baik, sering berlatih menulis, serta merujuk pada KBBI, kita bisa mengurangi kesalahan berbahasa dan ikut menjaga kualitas bahasa nasional.Penjelasan:MAAF KALO JAWABANNYA PANJANG. SEMOGA BERMANFAAT