HotelInfantesAgres - Tempat Tanya Jawab Pelajaran & Ilmu Pengetahuan Logo

In IPS / Sekolah Menengah Atas | 2025-07-21

2 artikel koran (digital/cetak) yang membahas secara kritis isu perubahan iklim yang dihadapi di berbagai negara, termasuk indonesia

Asked by celsikhey3682

Answer (4)

In my further research about the choices and their works, I would say that that the american author that has noted to their work that they supported slavery is Edgar Allan Poe. I hope you are satisfied with my answer and feel free to ask for more if you have question and further clarification.

Answered by meerkat18 | 2024-06-10

The answer is ----D. Edgar Allan Poe------

Answered by xxeitharredstar | 2024-06-10

Among the authors listed, Edgar Allan Poe is most noted for not directly addressing or opposing slavery through his works, while the others were active in advocating for abolition. Therefore, the answer to the question is D: Edgar Allan Poe. Although he did not openly support slavery, his stance was more ambivalent compared to the other authors.
;

Answered by meerkat18 | 2025-05-15

Jawaban: Artikel 1: Climate change is not just a problem of physics but a crisis of justice — The GuardianTulisan oleh ilmuwan iklim Friederike Otto mengkritik fokus sempit hanya pada aspek fisik perubahan iklim. Otto menegaskan bahwa perubahan iklim merupakan krisis keadilan: masyarakat termiskin dan negara berkembang—termasuk banyak wilayah di Asia dan Afrika—terpapar dampak lebih parah akibat ketimpangan struktural, keterbatasan infrastruktur, dan sejarah kolonialisme. Artikel memberi contoh banjir di Nigeria dan kekeringan di Madagaskar sebagai ilustrasi bagaimana kondisi sosial‑politik memperburuk dampak cuaca ekstrem. Dia menuntut transformasi sosial dan politik, bukan hanya energi bersih, sebagai solusi berkelanjutan .Mengapa relevan untuk Indonesia?Indonesia termasuk negara berkembang yang rentan terhadap perubahan iklim, seperti kebanjiran, kekeringan, dan abrasi pesisir.Ketimpangan sosial dan akses terbatas terhadap mitigasi membuat kerentanannya lebih besar, sejalan dengan gambaran Otto tentang ketidakadilan iklim global.Penjelasan: Judul: “Climate change is not just a problem of physics but a crisis of justice” The Guardian, 2025Artikel ini menyatakan bahwa perubahan iklim bukan hanya soal fisika atau cuaca ekstrem, tapi merupakan krisis keadilan. Negara-negara miskin seperti Indonesia paling terdampak, padahal menyumbang emisi paling sedikit. Negara maju justru yang menyebabkan kerusakan iklim, tapi tidak merasakan dampak sebesar negara berkembang. Penulis menekankan bahwa solusi iklim harus adil, bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal tanggung jawab global.

Answered by ikaaasaputri43 | 2025-07-29