The decimal you would add is .1
That is,
.1 + .0545454... = .1545454...
Wouldn't you just round
The decimal that can be added to 0.0545454... to obtain 0.1545454... is 0.1 . This is found by setting up an equation and isolating the unknown decimal. By subtracting the two decimals, we confirm that the answer is indeed 0.1 .
;
**Suasana Sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia)**Suasana dalam sidang BPUPKI sangat penting untuk dipahami karena mencerminkan semangat perjuangan, perbedaan pendapat, dan komitmen tokoh-tokoh bangsa Indonesia dalam merancang dasar dan bentuk negara sebelum proklamasi kemerdekaan. BPUPKI dibentuk oleh pemerintah pendudukan Jepang pada tanggal 1 Maret 1945 sebagai upaya untuk meyakinkan bangsa Indonesia bahwa Jepang bersedia memberikan kemerdekaan. Sidangnya diselenggarakan sebanyak dua kali, yaitu pada tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 (sidang pertama) dan 10 – 17 Juli 1945 (sidang kedua).Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai suasana BPUPKI:---### 1. **Penuh Semangat Nasionalisme dan Cinta Tanah Air**Sidang BPUPKI dihadiri oleh 62 tokoh bangsa dari berbagai latar belakang etnis, agama, dan daerah. Mereka hadir dengan semangat nasionalisme yang tinggi dan harapan besar untuk segera memerdekakan Indonesia. Meskipun Jepang sebagai penguasa saat itu terlibat dalam pembentukan BPUPKI, para tokoh Indonesia memanfaatkannya sebagai momen penting untuk memperjuangkan kepentingan bangsa, bukan semata-mata sebagai bagian dari strategi Jepang dalam Perang Dunia II.---### 2. **Penuh Gagasan Besar dan Diskusi Kritis**Sidang BPUPKI menjadi ajang perumusan gagasan besar tentang dasar negara dan bentuk negara Indonesia yang merdeka. Suasana sidang diwarnai dengan perdebatan intelektual yang sangat tajam dan mendalam. Banyak tokoh menyampaikan pandangan mereka secara tegas namun tetap menghormati perbedaan. Misalnya:* **Muhammad Yamin** mengusulkan lima dasar negara: peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri ketuhanan, peri kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat.* **Soepomo** menyampaikan pentingnya negara integralistik yang mengutamakan kesatuan dan tidak mementingkan golongan atau individu.* **Ir. Soekarno** pada tanggal 1 Juni 1945 menyampaikan pidato monumental yang kemudian dikenal sebagai lahirnya **Pancasila**, yang terdiri dari lima prinsip: kebangsaan Indonesia, internasionalisme atau perikemanusiaan, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, dan ketuhanan yang berkebudayaan.Pidato Soekarno tersebut menciptakan suasana emosional, penuh antusiasme, dan menjadi titik awal kesepakatan mengenai dasar negara.---### 3. **Diwarnai Perbedaan Pendapat, Tapi Tetap Kondusif**Perbedaan pendapat sangat mencolok dalam sidang BPUPKI, terutama menyangkut:* **Dasar negara**: apakah berbasis sekuler atau berdasarkan agama (Islam)?* **Bentuk negara**: apakah republik atau monarki konstitusional?* **Wilayah Indonesia**: apakah mencakup seluruh Hindia Belanda atau hanya sebagian?Meskipun terjadi perdebatan serius, suasana sidang tetap berlangsung **teratur dan penuh rasa hormat**, menunjukkan kedewasaan para tokoh bangsa dalam menyikapi perbedaan demi mencapai tujuan bersama: kemerdekaan Indonesia.---### 4. **Dipenuhi Suasana Harapan dan Tekad Merdeka**Suasana sidang dipenuhi harapan dan optimisme, karena ini adalah salah satu forum resmi pertama yang secara terbuka membicarakan **kemerdekaan Indonesia**. Semua anggota BPUPKI tahu bahwa ini adalah momen yang sangat bersejarah dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.---### 5. **Penuh Perhatian dan Kewaspadaan Terhadap Jepang**Meskipun BPUPKI dibentuk oleh Jepang, para tokoh Indonesia bersikap hati-hati dan tidak mudah percaya. Mereka sadar bahwa Jepang mungkin menggunakan BPUPKI sebagai alat propaganda. Oleh karena itu, suasana sidang juga disertai **sikap kritis dan strategis** agar pembahasan kemerdekaan tidak terhambat atau dimanfaatkan oleh kepentingan asing.---### 6. **Adanya Kompromi yang Bijaksana**Contoh kompromi terjadi pada sidang Panitia Sembilan (kelanjutan dari BPUPKI), yang merumuskan **Piagam Jakarta**. Piagam ini merupakan hasil kompromi antara golongan nasionalis dan Islam terkait rumusan dasar negara, yang awalnya memuat sila pertama “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Kompromi ini menunjukkan suasana kebijaksanaan, toleransi, dan sikap saling menghargai dalam menyusun dasar negara yang dapat diterima seluruh rakyat Indonesia.---### Kesimpulan:Suasana sidang BPUPKI sangat **kondusif, semangat, penuh pemikiran strategis**, dan menggambarkan **kematangan politik serta kebangsaan para pendiri bangsa**. Mereka mampu berdebat secara terbuka namun tetap menjaga persatuan dan fokus pada tujuan besar: **mewujudkan kemerdekaan Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur**. Suasana ini patut menjadi contoh bagi generasi penerus dalam membangun bangsa dengan semangat musyawarah dan nasionalisme yang tinggi.