HotelInfantesAgres - Tempat Tanya Jawab Pelajaran & Ilmu Pengetahuan Logo

In IPS / Sekolah Menengah Pertama | 2025-07-16

prinsip dasar dalam ilmu sains adalah​

Asked by naufaladam1229

Answer (5)

A unit rate is a ratio that has a denominator of 1 unit. This term is also called a unit ratio. A unit rate describes how many units of the first type of quantity corresponds to one unit of the second quantity. Examples are 2 feet per second or 5 miles per hour.

Answered by taskmasters | 2024-06-10

wow for some reason this confuses me.. xD

Answered by fire00n00gold | 2024-06-10

A rate that has a denominator of 1 unit is called a unit rate. Unit rates help compare different quantities effectively and are commonly used in various real-life situations such as speed, cost per item, and fuel efficiency. In essence, unit rates simplify the understanding of ratios by showing how much of one quantity corresponds to a single unit of another.
;

Answered by taskmasters | 2024-10-09

Jawaban:Prinsip dasar dalam ilmu sains adalah:1. *Objektivitas*: Sains berusaha untuk memahami dunia secara objektif, tanpa dipengaruhi oleh pendapat atau bias pribadi.2. *Empirisme*: Sains berdasarkan pada pengamatan dan pengalaman empiris, bukan pada spekulasi atau teori saja.3. *Metode Ilmiah*: Sains menggunakan metode ilmiah yang sistematis, termasuk observasi, hipotesis, eksperimen, dan analisis data.4. *Replikasi*: Hasil penelitian ilmiah harus dapat direplikasi oleh orang lain untuk memastikan keabsahan dan keandalan hasil.5. *Falsifikasi*: Teori ilmiah harus dapat diuji dan berpotensi untuk dibuktikan salah (falsifikasi) jika bukti baru ditemukan.

Answered by wiraoktavia54 | 2025-07-16

Ilmu sains memiliki beberapa prinsip dasar yang menjadi fondasinya dalam mencari kebenaran dan memahami alam semesta. Prinsip-prinsip ini membedakan sains dari cara lain dalam memperoleh pengetahuan (misalnya, kepercayaan, intuisi, atau opini).Prinsip-Prinsip Dasar dalam Ilmu SainsObjektivitas :        Sains berusaha untuk objektif, artinya temuan dan kesimpulan harus didasarkan pada fakta dan bukti yang dapat diverifikasi, bukan pada bias pribadi, perasaan, atau preferensi. Ilmuwan harus melaporkan data apa adanya, bahkan jika hasilnya bertentangan dengan hipotesis awal mereka.Rasionalitas :        Sains didasarkan pada nalar dan logika. Penjelasan ilmiah harus masuk akal dan konsisten secara internal. Hipotesis dan teori dibangun melalui pemikiran sistematis dan kritis.Empirisme :        Pengetahuan ilmiah diperoleh melalui pengamatan (observasi) dan percobaan (eksperimen) yang sistematis. Ide-ide ilmiah harus dapat diuji dan divalidasi dengan bukti empiris dari dunia nyata. Ini berarti data harus dapat dikumpulkan, diukur, dan dianalisis.Falsifiabilitas (Dapat Disalahkan/Diuji Kesalahannya) :        Sebuah teori atau hipotesis ilmiah harus dapat dibuktikan salah. Artinya, harus ada cara, setidaknya secara prinsip, untuk melakukan pengamatan atau eksperimen yang bisa menunjukkan bahwa teori tersebut tidak benar. Jika suatu ide tidak bisa diuji kesalahannya, maka ia tidak dianggap sebagai sains sejati. Ini adalah prinsip kunci yang dikemukakan oleh filsuf Karl Popper.Replikasi (Dapat Diulang) :        Eksperimen atau pengamatan ilmiah harus dapat diulang oleh peneliti lain di tempat lain, dengan hasil yang serupa. Ini memastikan keandalan temuan ilmiah dan mengurangi kemungkinan kesalahan atau bias.Konsisten dengan Bukti yang Ada :        Teori ilmiah baru harus konsisten dengan semua bukti yang sudah ada dan telah diverifikasi. Jika tidak, teori baru tersebut harus mampu menjelaskan mengapa bukti lama tidak relevan atau menunjukkan adanya kesalahan dalam pemahaman sebelumnya.Sederhana (Parsimoni / Pisau Ockham) :        Ketika ada beberapa penjelasan yang mungkin untuk suatu fenomena, sains cenderung memilih penjelasan yang paling sederhana dan paling sedikit asumsinya, selama penjelasan tersebut dapat menjelaskan data yang ada dengan baik.Progresif dan Tentatif :        Pengetahuan ilmiah bersifat progresif (terus berkembang) dan tentatif (sementara). Sains tidak mengklaim kebenaran absolut atau abadi. Teori dapat direvisi, diperbaiki, atau bahkan diganti jika ada bukti baru yang lebih kuat yang mendukung penjelasan yang berbeda. Ini adalah kekuatan sains, bukan kelemahan.Universal :        Prinsip-prinsip dan hukum-hukum ilmiah diharapkan berlaku secara universal di mana pun dan kapan pun di alam semesta, dalam kondisi yang sama.Prinsip-prinsip ini membentuk metode ilmiah, yaitu pendekatan sistematis yang digunakan para ilmuwan untuk menyelidiki fenomena, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan mengintegrasikan pengetahuan sebelumnya. Metode ilmiah biasanya melibatkan observasi, pembentukan hipotesis, perancangan dan pelaksanaan eksperimen, analisis data, dan penarikan kesimpulan.

Answered by ibasnibos | 2025-07-16