The missing number in the expression 3x10=(2x10)+(1x_) is 10, completing the equation to 30=20+10. Mathematical problems often require following the order of operations, as shown in the example calculation that results in the answer 17.
The student is asked to complete the expression 3x10=(2x10)+(1x_). To find the missing number that completes the equation, we realize that 3x10 is equal to 30. The expression on the right side of the equation already has 2x10 which equals 20, so we need to find the number that when multiplied by 1 and added to 20 equals 30. The missing number is 10, as 20 + (1x10) equals 30.
To illustrate order of operations, we take the example 4 +9 ÷ 3 − 2 x 3 + (3 + 1) x 4. Following the rules of order of operations, often remembered by the acronym PEMDAS (Parentheses, Exponents, Multiplication and Division (from left to right), Addition and Subtraction (from left to right)), we first calculate the operations within parentheses (3+1) resulting in 4, then we do multiplication and division which gives us 9 ÷ 3 equal to 3, and 2 x 3 equal to 6, then we perform addition and subtraction in sequence to arrive at the correct answer 17.
The missing number in the equation 3 × 10 = ( 2 × 10 ) + ( 1 × _ ) is 10, as it completes the equation correctly. By calculating, we find that 30 = 20 + 10 , confirming the correct solution. Therefore, _ equals 10.
;
Jawaban:Teks Arab LatinBismillâhir-rahmânir-rahîm.Al-ḥamdu lillâhi rabbil-‘âlamîn. Wa ṣ-ṣalâtu was-salâmu ‘alâ sayyidinâ Muḥammad, wa ‘alâ âlihi wa aṣ-ḥâbihi ajma‘în.Amma ba‘d.Ayyuhal-ikhwah, usîykum wa nafsî bitaqwâ Allâh, fa innahâ wiṣâyâl-awwalîn wal-âkhirîn.Tema ḥadîthinâ fî hâdzâl-yaum huwa: "At-Tasâmuh fîl-Islâm"Toleransi dalam Islam*.Ikhwatal-a‘izzâ’,Al-Islâm huwa dînur-raḥmah, dîn as-salâm, wa dîn at-tasâmuh. Qaala Allâhu Ta‘âlâ:**"Wa mâ arsalnâka illâ raḥmatan lil-‘âlamîn"** \[Al-Anbiyâ’: 107],artinya: *“Dan Kami tidak mengutusmu (Muhammad), melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.”*An-nabiyyu ṣallallâhu ‘alaihi wasallam kana qudwatun fî at-tasâmuh. Kaana yata‘âmalu ma‘a kullin bi adl, wa iḥtirâm, wa bi raḥmah, laa bi ‘unf.Fî ṣulḥil-Ḥudaibiyyah, wa fî fath-i Makkah, wa fî mu‘âmalatihî lil-munâfiqîn wal-yahûd, najidu an-nabiyya yuṣî bid-dif‘i ‘ani aḍ-ḍa‘âfâ’, wa ḥaqqil-jîrân, wa taḥrîm azh-zhulm.Ayyuhal-ḥaḍirûn,Naḥnu n‘îshu fî ‘âlamin multaqiṭ, fîhi mukhtalifil-adyân wal-aqwâm wal-afkâr. Wa lâ yumkinu an nastamirra fî amnin wa salâmin illâ bi at-tasâmuh wal-tafâhum.At-tasâmuh laysa ḍa‘f, wa laysa iqtirâran bima laa nuwâfiq ‘alayh. Bal huwa iḥtirâm, wa ta‘yîsh musytarak, wa ta‘âwun ‘alal-khayr.Qaala an-nabiyyu ṣallallâhu ‘alaihi wasallam:**"Man lâ yarḥam, lâ yurḥam."**Artinya: *“Siapa yang tidak menyayangi, maka dia tidak akan disayangi.”*Yâ syabâb al-ummah,Al-Muslim al-ḥaqîqî huwa man yaḥtaram al-insân, wa ya‘rif ḥuqûqal-âkharîn, wa yarfudhu al-‘unf wal-karaq.Nabnî wa lâ nuhdim. Nuḥibb wa lâ nakrah. Nuḥâwir wa lâ nusârib.Fal-nakun ruwwâdan fit-tasâmuh fî madârisinâ, fî buyûtinâ, fî mujtama‘inâ. Laqad ḥtâjna ilâ tasâmuhin yaḥmi wahdatanâ wa yarf‘u sha’nal-ummah.**Allâhumma aj‘alnâ min man yata‘âmalu bi ḥikmah wa raḥmah. Wahdina li ajmalil-akhlâq. Wa ṣalli wa sallim ‘alâ Sayyidinâ Muḥammad, wa ‘alâ âlihi wa ṣaḥbih ajma‘în.****Wa al-ḥamdu lillâhi Rabbil-‘âlamîn.**Terjemahan Bahasa Indonesia**Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.**Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarga, dan seluruh sahabat beliau.Amma ba‘d.Saudaraku sekalian, aku berwasiat kepada kalian dan diri saya pribadi untuk selalu bertakwa kepada Allah, karena itulah wasiat Allah kepada umat terdahulu dan sekarang.Tema pidato kita hari ini adalah: **“Toleransi dalam Islam”**.Islam adalah agama kasih sayang, agama perdamaian, dan agama yang menjunjung tinggi toleransi. Allah Ta‘ala berfirman:**“Dan Kami tidak mengutusmu (wahai Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.”** \[QS. Al-Anbiyâ’: 107]Nabi Muhammad ﷺ adalah teladan dalam toleransi. Beliau memperlakukan semua orang dengan adil, penuh hormat, dan kasih sayang, bukan dengan kekerasan.Dalam perjanjian Hudaibiyah, penaklukan Makkah, dan sikapnya terhadap orang-orang munafik serta kaum Yahudi, kita mendapati bahwa beliau selalu menekankan perlindungan terhadap yang lemah, hak-hak tetangga, dan melarang kezaliman.Saudara-saudara,Kita hidup di dunia yang terhubung satu sama lain, dengan beragam agama, suku, dan pemikiran. Tidak mungkin kita hidup damai tanpa adanya toleransi dan saling pengertian.Toleransi bukanlah kelemahan, bukan pula menyetujui sesuatu yang kita tidak sepakat. Tapi toleransi adalah menghormati, hidup bersama dengan damai, dan bekerja sama dalam kebaikan.Nabi bersabda:**“Siapa yang tidak menyayangi, maka dia tidak akan disayangi.”**Wahai pemuda-pemudi umat,Muslim sejati adalah yang menghargai sesama manusia, menghormati hak-hak orang lain, dan menolak kekerasan serta permusuhan.Kita membangun, bukan merusak. Kita mencintai, bukan membenci. Kita berdialog, bukan bertengkar.Mari kita menjadi pelopor toleransi di sekolah, rumah, dan masyarakat kita. Kita sangat membutuhkan sikap toleran yang menjaga persatuan dan meninggikan derajat umat.**Ya Allah, jadikan kami termasuk orang-orang yang bertindak dengan bijak dan penuh kasih. Tunjukkan kami kepada akhlak yang paling indah. Dan limpahkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan seluruh keluarganya.****Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan seluruh alam.**