No one officially "owns" Antarctica, but 45 countrys signed a treaty that was saying they each get a small piece of land they own!
No one officially owns Antarctica; it's governed by the Antarctic Treaty signed in 1959 by twelve countries. This treaty prioritizes scientific research and environmental protection while suspending territorial claims. As of now, 46 countries are part of the treaty, recognizing Antarctica as a shared space rather than individual ownership.
;
Berdasarkan pernyataan dan hasil pencarian, berikut rangkuman yang menjelaskan hubungan antara globalisasi, mobilitas penduduk dan hewan, serta kasus flu burung di Indonesia:1. **Era globalisasi tidak terbendung lagi** Globalisasi menyebabkan meningkatnya interaksi dan mobilitas antarnegara, termasuk mobilitas penduduk dan pergerakan hewan, baik secara legal maupun ilegal.2. **Mobilitas penduduk dan hewan yang cukup tinggi berdampak negatif terhadap kesehatan** Mobilitas yang tinggi mempercepat penyebaran penyakit menular lintas batas negara. Penyakit yang sebelumnya terbatas di suatu wilayah kini dapat menyebar dengan cepat ke wilayah lain, termasuk Indonesia. Contohnya adalah HIV/AIDS, SARS, flu burung, dan flu babi (swine flu).3. **Kasus flu burung yang menghantui Indonesia menjadi contoh nyata dampak globalisasi terhadap kesehatan** Flu burung merupakan penyakit zoonosis yang dapat menyebar melalui migrasi burung dan perdagangan unggas. Indonesia menghadapi tantangan pengendalian penyakit ini karena posisi geografisnya dan tingginya mobilitas hewan serta manusia. Kasus flu burung menjadi peringatan penting akan risiko kesehatan akibat globalisasi dan mobilitas tinggi.Kesimpulan singkat:**Era globalisasi menyebabkan meningkatnya mobilitas penduduk dan hewan yang mempercepat penyebaran penyakit menular, seperti flu burung, yang menjadi ancaman kesehatan di Indonesia.****Referensi utama:** - Epidemi penyakit menular yang melewati batas negara akibat globalisasi- Dampak globalisasi terhadap kesehatan dan penyebaran penyakit menular- Kasus flu burung sebagai contoh nyata risiko kesehatan akibat mobilitas hewan